Sabtu, 29 Oktober 2011

Anak Nakal


Pendidikan yang utama dan pertama Adalah keluarga. Dengan lingkungan keluarga akan terbentuk sifat, watak dan perilaku misalkan dalam sebuah keluarga orang tua kurang perhatian terhadap anak, maka anak tersebut akan menjadi nakal (kurang terkontrol) demikian juga sebaliknya klau lingkungan itu baik ada perhtian orang tua maka anak akan tumbuh dengan baik.Dalam mendidik ank kita harus mengetahui sifat-sifatnya misalkan anak yang mempunyai sifat pendiam kita dekati dengan halus sehingga anak tersebut mau bercerita tentang masalah yang terjadi, berarti kita menggunakan cara yang halus untuk menghadapinya. Lain lagi dengan anak yang mempunyai sifaf keras, kita harus menghadapinya dengan tegas dan keras.
Selain kita melihat dari lingkungan keluarga dan sifat anak, kita harus melihat kelatar belakang dari keluarganya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latarbelkang yang baik maka secara otomatis anaknya akan meniru yang baik tetapi sebliknya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang kurang baik maka anaknya akan mengikuti tidak baik pula.
Adapun untuk mengatasi anak didik yang nakal ada beberapa macam cara :

1). Didekati sebagai teman

2) Diberi kesempatan untuk bercerita

3 ) Diajarai sifat tanggung jawab

Untuk membiasakan anak bertanggung jawab haruslah dimulai sejak kecil, tanpa dibiasakan sejak kecil tidak mungkin anak mempunyai rasa tanggung jawab. Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan :
1) Biasakan anak mengambil dan mengembalikan maiananya sendiri

2) Biaskan anak untuk melakukan tugas-tugas ringan sejak kecil

3) Bisakan anak untuk menjaga kebersihan

4) Bila nakal tegurlah

5) Bila melakukan kesalahan dengan orang lain biasakan untuk minta maaf

6) Biasakan untuk mengucapkan terima kasih bila ditolong atau diberi    
    sesuatu oleh orang lain.

Anak aktif cenderung memiliki lebih banyak energi. Anak aktif akan merasa sulit dan frustrasi jika ia harus duduk lama tanpa melakukan aktivitas apapun. Oleh karena itu, ia memerlukan suatu kegiatan beserta aturan permainan yang jelas. Sebab, apabila kegiatan yang ia lakukan tanpa ada rencana dan aturan terlebih dahulu. Maka, ia akan lepas kendali dan tanpa pikir panjang ia melakukan apa saja yang ia sukai. Dan, mungkin akan terjadi suatu masalah.
Ada beberapa upaya memotivasi anak aktif agar bersikap kooperatif. Yaitu, tempatkanlah dia paling depan atau mintalah ia untuk memimpin sesuatu. Buatlah rencana kerangka kegiatan beserta aturannya sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa membawanya ke suatu masalah (John Gray, Ph.D, 2004).
Hal lain yang perlu orangtua ketahui dari anak aktif adalah ia sangat perlu merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas seperti membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan kepadanya bahwa orangtua percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan baik. Pada umumnya, anak aktif jika diberi kepercayaan ia akan mampu melakukannya dengan baik dan bertanggung jawab. Sebab, anak aktif senang mendapatkan prestasi dan memecahkan rekornya sendiri.
Jika anak berhasil menjalankan suatu kegiatan dengan baik maka janganlah lupa orangtua memberikan pengakuan atas prestasi atau kesuksesannya tersebut. Namun, apabila ia berbuat salah maka maafkanlah ia. Sebab, anak aktif sangat membutuhkan maaf atas kesalahannya. Orangtua perlu memahami dan mempersiapkan ’mental’ bahwa anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan lebih banyak melakukan kesalahan. Anak aktif pada umumnya belajar tentang dirinya dari kesalahan.
Lebih baik memberi label anak aktif daripada anak nakal. Karena pemberian label anak nakal terdengar sangat negatif dan memojokan anak.

Panitia Pelaksana Peringatan Hari Kartini


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAROLANGUN
SEKOLAH DASAR NEGERI NO.73/VII GURUN MUDO
KECAMATAN MANDIANGIN
Alamat:   Jln Sarolangun  –  Ma.Tembesi   Desa  Gurun  Mudo    Hp.085266357222    Kode Pos   37392

PETIKAN
KEPUTUSAN KEPALA SDN 73/VII GURUN MUDO
KECAMATAN MANDIANGIN KABUPATEN SAROLANGUN
NOMOR:   01 TAHUN 2011


MENIMBANG                        : DST
MENGINGAT                         : DST
MEMPERHATIKAN               : DST

MEMUTUSKAN

Menetapkan    : Keputusan  Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana  Peringatan Hari Kartini di 
                          SDN 73/VII Gurun Mudo Kecamatan Mandiangin.
Pertama           : Menetapkapkan Nama nama Panitia Pelaksana   Peringatan Hari Kartini   
                           sebagaimana terlampir

Kedua             : Kepada Panitia Pelaksana  Peringatan Hari Kartini tersebut di beri amanah dan     
                          tanggung jawab  untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

Ketiga             : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan ,dengan ketentuan apabila
  Kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan di adakan
  Perbaikan kembali sebagaimana mestinya

Petikan            : Surat keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui
  Dan dipergunakan sebagaimana mestinya


                                                

           DITETAPKAN DI        : GURUN MUDO
           PADA TANGGAL        : 15 APRIL  2011
               KEPALA SEKOLAH




               M. YUNUS ,A.Ma.
               NIP.197109041998111001














DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAROLANGUN
SEKOLAH DASAR NEGERI NO.73/VII GURUN MUDO
KECAMATAN MANDIANGIN
Alamat:   Jln Sarolangun  –  Ma.Tembesi   Desa  Gurun  Mudo    Hp.085266357222    Kode Pos   37392

PANITIA PELAKSANA PERINGATAN HARI KARTINI SDN 73 GURUN MUDO
TANGGAL  21 APRIL 2011



KETUA                                  : MASLIDAR. A.Ma.Pd

WAKIL KETUA                    : MINARNI. S.Pd.SD

SEKRETARIS                       : EVI ARMIDA

BENDAHARA                      : ROHIMAH. A.Ma


KOORDINATOR LOMBA

1. FASHION SHOH              : DIAN ULFAH
                                               
                                                : DIANA MALENA. A.Ma

2. PIDATO                             : MUHAMMAD AFFAN

3. MENGGAMBAR SERI    : ROHIMAH. A.Ma

4. MENGARANG                 : SUHARDI.A.Ma.Pd

5. MENYANYI                      : DAHLIANA

6. MASAK                             : MINARNI. S.Pd.SD

                                                  MUHAMMAD HASAN BASRI. A.Ma
                                             
7. BOLA KAKI FUNNY      : MUHAMMAD HASAN BASRI. A.Ma
                                                 
                                                  MUHAMMAD AFFAN

                                                  SUHARDI.A.Ma.Pd

8. AKOMODASI                   : JA’ FAR

9. KONSUMSI                       : EVI ARMIDA

_BANYAK SISWA DI SEKOLAH MENGALAMI KEGAGALAN. _

_BANYAK SISWA DI SEKOLAH MENGALAMI KEGAGALAN. _
Mereka gagal mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar memahami dan
menciptakan yang sudah dikaruniakan kepada mereka sejak lahir.
Sebetulnya, sangat baik mereka kembangkan dalam tahun-tahun pertama
kehiduopannya. Itu semua karena :
rasa takut, bosan dan bingung. Mereka takut mengecewakan banyak orang dewasa yang cemas di sekitarnya.
Bosan karena banyak yang mereka terima di sekolah bersifat sepele dan kurang bermakna.
Bingung karena apa yang dikatakan kepada mereka hampir tidak memilki
hubungan apapun dengan apa yang sungguh-sungguh mereka ketahui.
Buku ini hadir untuk memberikan pemahaman akan anak-anak, kejernihan
pikirannya serta kedalaman perhatian dan cinta terhadap anak-anak.
THE NEW YORK TIMES menyatakan siapa pun yang berhubungan dengan anak-anak
dan peduli dengan anak-anak

Jumat, 28 Oktober 2011

WILLIAN YUNUS PUTRA


MARI KITA BELAJAR

MARI KITA BELAJAR

1. BELAJAR UNTUK MENGERTI
2. BELAJAR UNTUK BEKERJA
3. BELAJAR UNTUK PERCAYA DIRI
4. BELAJAR UNTUK BERMASYARAKAT

RAKOR DENGAN KADES GURUN MUDO KOMITE DAN WALI MURID


PESERTA O2SN



ACARA PEMBERIAN HADIAH

LELAH JUGO RASONYO BAGI BAGI HADIAH

LOMBA MASAK TEMPOYAK HUT KARTINI

    Keterangan Gambar : Dari Kiri Kekanan : M.Yunus,S.Pd.I (Kepsek)-Rusdi.AH (Ketua Komite Sekolah)
    Fahrurrozi (Pengawas TK/SD)- Mohd.Hafiz.B (Kades Gurun Mudo) - M. Syarif (Ketua RT.01)

susunan KIB II hasil reshuffle 2011

susunan KIB II hasil reshuffle yang telah diumumkan Presiden SBY di kantornya, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (18/10/2011):
Menteri Koordinator
1. Menko Politik Hukum dan Keamanan: Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: R Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
Menteri
1. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM: Amir Syamsuddin
5. Menteri Keuangan: Agus Martowardojo
6. Menteri ESDM: Jero Wacik
7. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan: Gita Wirjawan
9. Menteri Pertanian: Suswono
10. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan: EE Mangindaan
12. Menteri Kelautan dan Perikanan: Cicip Sutarjo
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
16. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional: Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial: Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama: Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif: Mari Elka Pangestu
20. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
21. Menteri Riset dan Teknologi: Gusti Muhammad Hatta
22. Menteri Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
23. Menteri Lingkungan Hidup: Baltazar Kambuaya
24. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari Gumelar
25. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Azwar Abubakar
26. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal: Ahmad Helmy Faishal Zaini
27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
28. Menteri BUMN: Dahlan Iskan
29. Menteri Pemuda dan Olahraga: Andi Alfian Mallarangeng
30. Menteri Perumahan Rakyat: Djan Faridz
Pejabat Setingkat Menteri
1. Kepala BIN: Letjen TNI Marciano Norman
Wakil Menteri yang tidak termasuk dalam kabinet:
Wakil Menteri Baru:
1. Wamenteri Kesehatan: Ali Gufron Mukti
2. Wakil Menteri Kebudayaan dan Industri Kreatif: Sapta Nirwandar
3. Wakil Menteri Luar Negeri: Wardana
4. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional bidang Pendidikan: Musliar Kasim
5. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional bidang Kebudayaan: Wiendu Nuryanti
6. Wakil Menteri BUMN: Mahmudin Yasin?
7. Wakil Menteri Perdagangan: Bayu Krisnamurthi
8. Wakil Menteri Keuangan: Mahendra Siregar
9. Wakil Menteri Pertanian: Rusman Heriawan?
10. Wakil Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi: Eko Prasodjo
11. Wakil Menteri Hukum dan HAM: Denny Indrayana
12. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Widjajono Partowidagdo
13. Wakil Menteri Agama: Nasaruddin Umar
Wakil Menteri Lama:
1. Wakil Menteri Perhubungan: Bambang Susantono
2. Wakil Menteri Pertahanan: Sjafrie Sjamsoeddin
3. Wakil Menteri Perindustrian: Alex Retraubun
4. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional: Fasli Djalal
5. Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Lukita Dinarsyah Tuwo
6. Wakil Menteri Keuangan: Anny Ratnawati
7. Wakil Menteri Pekerjaan Umum: Hermanto Dardak

makna lambang kabupaten sarolangun

makna lambang kabupaten sarolangun

Unsur – Unsur, Arti dan Makna Serta Warna Lambang Kab. Sarolangun

* Bentuk Lambang Persegi Lima :
Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara “ Pancasila ”.

* Perisai Berwarna Merah :
Melambangkan keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.

* Dasar Warna Biru :
Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai.

* Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit :
Melambangkan wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit – bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua Belas.

* Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid :
Melambangkan ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari Pancasila.

* Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih :
Melambangkan tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas.

* Jembatan Duo Sebandung :
Melambangkan cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi penghubung dan alat pemersatu dalam dan luar kota yang sangat berperan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun.

* Empat Ruas Jembatan Gantung :
Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.

* Lima Ruas Jembatan Lintas :
Melambangkan Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang Tembesi.

* Kapas Warna Hitam :
Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun.

* Tali Warna Coklat Tua :
Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Padi Warna Kuning Emas :
Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir :
Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999.

* Warna Orange :
Melambangkan kemesraan dan keramahtamahan masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Warna Kuning :
Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun.

* Balai Adat :
Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai.

* Warna Hitam Atap Balai Adat :
Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun.

* Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat :
Melambangkan pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat (kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu : Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang disebut tali tigo sepilin.

* Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat :
Melambangkan Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu : Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan Batang Asai.

* Dua Belas Takah Tangga Warna Putih :
Melambangkan adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga tersebut yaitu :

1. Marga Batin V Sarolangun
2. Marga Batin VII Tanjung
3. Marga Simpang Tiga Pauh
4. Marga Air Hitam
5. Marga Batin VI Mandiangin
6. Marga Pelawan
7. Marga Datuk Nan Tigo
8. Marga Cermin Nan Gedang
9. Marga Bukit Bulan
10. Marga Batang Asai
11. Marga Sungai Pinang
12. Marga Batin Pengambang

* Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas :
Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah “.

* Sebuah Gong :
Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat.

* Warna Coklat Muda Dinding Rumah :
Melambangkan tonggak penghubung antara adat dan sara’ yang tersimpul dalam pepatah adat yang berbunyi “Adat Bersendi Sara’, Sara’ Bersendi Kitabullah”.

* Motto Lambang Daerah “ Sepucuk Adat Serumpun Pseko”
Melambangkan Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.



Berbahaya Penerapan Ranking di Sekolah


 7 Resiko Berbahaya Penerapan Ranking di Sekolah

Semua sekolah di Indonesia menerapkan ranking pada siswanya. Rangking diyakini oleh sekolah sebagai salah satu metode penilaian siswa. Rangking dipakai sekolah untuk memberikan evaluasi akhir pembelajaran. Namun, dibalik itu semua penerapan rangking telah membuat banyak siswa di Indonesia mengalami berbagai resiko yang berbahaya. Berikut ini 7 resiko penerapan rangking di sekolah.

1. Dalam satu kelas yang terdiri dari 40 siswa, hanya 10 orang yang berbahagai dengan sistem rangking. Diantara yang 10 anak, hanya terdapat 4 anak yang sangat bergembira. Selebihnya (antara 30 - 36 anak) mengalami kekecewaan. Kekecewaan ini akan mereka pendam selama bersekolah. Dan tahukah jika ada anak yang stres karena sistem rangking ini. Perasaan malu dan minder akan menghantui anak yang mendapat rangking 10 terbawah. Apa yang terjadi jika itu terjadi pada Anda?
Apa yang Anda rasakan jika itu terjadi pada anak yang Anda sayangi?

2. Anak yang tidak mendapat rangking, selain mendapat malu, terkadang juga mendapat marah orangtua. Di sekolah ia mendapat marah guru, mendapat ejekan teman, sementara di rumah mendapat marah orangtua. Tak akan ada orangtua yang anaknya mendapat rangking bawah yang bahagia. Orangtua akan memarahi anaknya yang tidak mendapat rangking. Duh kasihan anak-anak.

3. Metode rangking tidak berdasar, dan tidak manusia karena membandingkan satu anak dengan anak yang lain. Walau tidak berniat seperti itu, namun pada kenyataannya sistem rangking telah membandingkan satu dengan yang lain. Saya punya keyakinan 100% (mungkin lebih) Anda yang membaca tulisan ini sangat tidak suka jika dibandingkan dengan saudara kandung Anda, atau dengan orang lain. Jika Anda tidak suka, mengapa Anda membandingkan anak-anak?

4. Setiap anak itu unik. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan di bidang masing-masing. Sangat tidak adil jika guru membandingkan anak hanya dalam beberapa hal, yang dengan beberapa hal itu anak telah dibandingkan harga dirinya.

5. Pada keumuman, anak yang ranking atas akan selalu berada di kelompok rangking atas. Demikian juga anak yang berada rangking bawah akan selamanya berada di kelompok itu. Hal itu disebabkan karena sistem rangking hanya melihat dalam beberapa sisi kecerdasan saja, yaitu keerdasan berhitung dan bahasa. Sementara kecerdasan lainnya yang masih banyak tidak dapat diukur dengan sistem rangking.

6. Sistem rangking merupakan hasil perhitungan evaluasi kuantitatif (angka). Penilaian kuantitaif ini yang “baru” bisa dilakukan guru, karena nilai angka ini mudah dilakukan. Banyak guru yang belum “mahir” dalam penilaian kualitatif yang deskriptif. Angka 8 dalam raport, atau rangking 1 masih berupa sesuatu yang abstrak. Guru belum bisa menerangkan apa arti rangking 1. Dan anak pun masih belum memahami apa makna rangking 1, selain nilainya di raport melebihi teman-temannya.

7. Di negara lain, umumnya tidak ada rangking. Karena guru disana meyakini setiap anak memiliki kelebihan masing-masing yang berbeda. Raport di luar negeri bahkan hanya sebatas deskripsi karangan guru tentang kelebihan anak.
Kelebihan dalam bidang yang diterlihat dan teramati oleh guru.

TIGA H - JADI GURU IDOLA


1.Heart
menggunakan empati atau hatinya  Keterbukaan, ketulusan dan rasa humor saat berinteraksi  untuk membangun sikap belajar yang positif.

2.Head
memiliki kompetensi dan wawasan serta pengetahuan yang luas, berfikir fleksibel, inovatif dan mampu merencanakan yang menarik untuk anak.

3.Hand
terampil,  mendemontrasikan apa yang dia ketahui tentang teori atau materi pelajaran

Jabatan, pangkat, golongan dan angka kredit guru




Jabatan, pangkat, golongan dan angka kredit guru

No
Jabatan
Pangkat, Golongan
Kumulatif minimal
Per jenjang
1.
Guru pratama
Pengatur muda, (II/a)
25
25
2.
Guru pratama tk I
Pengatur muda tk I, (II/b)
40
15
3.
Guru muda
Pengatur, (II/c)
60
20
4.
Guru muda tk I
Pengatur tk I, (II/d)
80
20
5.
Guru madya
Penata muda, (III/a)
100
20
6.
Guru madya tk I
Penata muda tk I. (III/b)
150
50
7.
Guru dewasa
Penata, (III/c)
200
50
8.
Guru dewasa tk I
Penata tk I, (III/d)
300
100
9.
Guru pembina
Pembina, (IV/a)
400
100
10
Guru pembina tk I
Pembina tk I, (IV/b)
550
150
11
Guru utama muda
Pembina utama muda, (IV/c)
700
150
12
Guru utama madya
Pembina utama madya,(IV/c)
850
150
13
Guru utama
Pembina utama, (IV/e)
1.000
150

administrasi guru dan administrasi kelas


 administrasi guru dan administrasi kelas yaitu :
1. Kurikulum dan Bahan Pengajaran.
2. Analisis Materi Pelajaran (Penjabaran & penyesuaian)
3. Papan Absensi Harian.
4. Buku Penghubung.
5. Buku Penerimaan dan Pengemblian Rapor.
6. Buku Ulangan bergilir.
7. Buku Bimbingan dan Konseling.
8. Buku Kunjungan Rumah.
9. Buku Berobat.
10. Buku Keuangan. *)
11. Buku Supervisi.
12. bukuNotulen rapat.
13. Program Semester.
14. Persiapan mengajar / Silabus / RPP.
15. Analisis Hasil Evaluasi.
16. Data dan daftar Murid.
17. Absensi Murid.
18. Buku Penilaian.
19. Kalender Pendidikan.
20. Jadwal Pelajaran.
21. Denah Kelas.
22. Grafik Absen.
23. Buku Mutasi Murid.
24. Inventaris kelas / Ruangan.
25. Tata tertib Murid.