Sabtu, 23 Juni 2012

penanda tangan serah terima rapor oleh wali murid


Para orang tua, bapak/ibu, mama/papa, ayah/bunda, sudah ambil rapor putra/putrinya? Atau masih akhir minggu ini? Selamaat buat yang sudha naik kelas, nilai bagus….!! Yang belum ambil, gimana rasanya? Deg-deg an yaa?? Padahal ini udah kali keberapa ambil rapor anak di sekolah, tetep aja penasaran ya…. Itu pertanda bagus! Berarti orang tua  masih peduli dengan perkembangan belajar anak. Trus, apa sih yang perlu diliat di buku rapor? Wah tetangga bangga banget anaknya rangking 1, dapat piala, tapi kalo diliat-liat nilainya ga jauh beda sama nilai anak sendiri..kenapa ya??
Hasil evaluasi belajar siswa di sekolah dilaporkan dalam buku rapor yang diterimakan setiap tengah dan akhir semester. Buku rapor ini menunjukkan pengukuran kinerja siswa setiap periode tertentu, biasanya empat kali setahun. Nah, untuk menentukan kualitas hasil kinerja siswa tersebut, digunakan pemeringkatan, bisa berupa huruf atau angka. Untuk mengetahui kualitas dan posisi kinerja siswa di sekolah atau di kelas digunakan peringat yang disebut ranking.
Bapak ibu para orang tua harus tahu betul bahwa buku rapor sudah di design lebih baik saat ini. Akan ada kolom mata pelajaran (subject), kolom KKM (kriteria ketuntasan minimal), Kolom Penilaian meliputi Kognitif, Afektif dan Psikomotorik, serta kolom keterangan tuntas atau tidak nya siswa dalam pelajaran tertentu. Jangan berkecil hati ketika anak Anda ternyata dinyatakan peringkat/ranking 10 di kelas. Bapak/Ibu bisa mengecek ke kolom penilaian dalam buku rapor secara menyeluruh, termasuk narasi rapor, tidka hanya terjebak dalam ranking kelas saja.
Untuk apa sih buku rapor? Buku ini bisa digunakan untuk pengajuan beasiswa berprestasi, untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, untuk catatan ketika pindah sekolah, sehingga perlu dicermati dan disimpan dengan baik.
Apa saja yang perlu Bapak/Ibu cek saat membaca buku rapor? Berikut beberapa panduannya:
  • Lihat nilai kognitif siswa dalam subject tertentu dengan KKM. Kalau nilai tsb lebih tinggi daripada KKM, berarti anak Bapak/Ibu sudah dinyatakan tuntas,menguasai materi pelajaran tersebut, tentunya sesuai indikator yang disebutkan dalam buku rapor. KKM adl kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh sekolah di awal tahun ajaran, oleh tim MGMP sekolah dengan memperhatikan kompleksitas (kompleksitas indikator dan kesulita/kerumitan), daya dukung (fasilitas belajar, SDM guru, lingkungan), dan intake (tingkat kemampuan peserta didik/siswa). Jadi, sangat mungkin setiap sekolah memiliki KKM yang berbeda-beda.
  • Lihat pada penilaian afektif dan psikomotorik juga, ada di range manakah putri/putri Bapak/Ibu, apakah rendah, sedang atau tinggi. Ini terkait dengan respon dan minat anak terhadap materi mata pelajaran dan kelas tersebut.
  • Baca juga narasi yang diberikan guru dalam catatan rapor masing-masing mata pelajaran. Apa-apa saja yang sudah dikuasai siswa, apa yang kurang dan perlu dikembangkan dan apa yang belum. Ini sebagai gambaran kemampuan siswa selama belajar materi tertentu dalam mata pelajaran tersebut.
  • Sebaiknya tanyakan pada wali kelas ketika mengalami kebingungan atau ada yang aneh dengan apa yang tertuang dalam buku rapor tersebut hingga sejelas-jelasnya sebelum meninggalkan sekolah.
  • Konsultasikan pula perkembangan putra/putri Anda kepada wali kelas yang notabene menjadi orang tua di sekolah, yang seharusnya memiliki catatan setiap siswa yang diampunya. Ini penting untuk input para orang tua dalam mendampingi belajar dan berkembangnya anak di rumah/luar sekolah.
  • Jangan terjebak pada ranking kelas atau sekolah saja, yang kadang-kadang akan mengganggu ketika dibandingkan dengan sekolah lain. Komparasi bisa dengan sesama teman di sekolah tersebut pada tingkat kelas yang sama, sehingga bisa mengukur sejauh mana posisi putra/putri Anda dibanding siswa lain di sekolah tersebut. Ranking kadang masih dijadikan syarat mengajukan beasiswa atau masuk perguruan tinggi tertentu, misal yang masuk 10 besar, yang ranking 1-3, dll. Sama-sama ranking 1 tapi nilai nya berbeda itu wajar saja.
  • Jangan heran ketika menemui KKM dan penilaian yang berbeda serta kemampuan yang berbeda saat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan dibandingkan dengan sekolah lain. KKM di sekolah A untuk Bahasa Inggis : 60, di sekolah B: 70 dsb, sehingga nilai siswa juga berbeda. Sudah tuntas di sekolah A blm tentu tuntas di sekolah B.
  • Baca detail dan berusaha pahami apa yang tertera dalam buku rapor, diskusikan dengan anak untuk juga mendapatkan gambaran lain mengenai isi rapor.
  • Jika ada kekeliruan, segera hubungi wali kelas untuk diproses lebih jauh. Jangan terlalu lama ditunda.
  • Motivasi anak belajar dengan baik hindarkan dari manipulasi nilai melalui revisi rapor saat akan masuk perguruan tinggi atau sekolah tertentu demi lolosnya seleksi. Bicarakan dengan anak, guru pengampu dan walikelas jika ada yang belum sesuai.
Oke, Bapak/Ibu, selamat mendampingi putra/putri belajar. Semoga sukses!