Sabtu, 29 Oktober 2011

Anak Nakal


Pendidikan yang utama dan pertama Adalah keluarga. Dengan lingkungan keluarga akan terbentuk sifat, watak dan perilaku misalkan dalam sebuah keluarga orang tua kurang perhatian terhadap anak, maka anak tersebut akan menjadi nakal (kurang terkontrol) demikian juga sebaliknya klau lingkungan itu baik ada perhtian orang tua maka anak akan tumbuh dengan baik.Dalam mendidik ank kita harus mengetahui sifat-sifatnya misalkan anak yang mempunyai sifat pendiam kita dekati dengan halus sehingga anak tersebut mau bercerita tentang masalah yang terjadi, berarti kita menggunakan cara yang halus untuk menghadapinya. Lain lagi dengan anak yang mempunyai sifaf keras, kita harus menghadapinya dengan tegas dan keras.
Selain kita melihat dari lingkungan keluarga dan sifat anak, kita harus melihat kelatar belakang dari keluarganya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latarbelkang yang baik maka secara otomatis anaknya akan meniru yang baik tetapi sebliknya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang kurang baik maka anaknya akan mengikuti tidak baik pula.
Adapun untuk mengatasi anak didik yang nakal ada beberapa macam cara :

1). Didekati sebagai teman

2) Diberi kesempatan untuk bercerita

3 ) Diajarai sifat tanggung jawab

Untuk membiasakan anak bertanggung jawab haruslah dimulai sejak kecil, tanpa dibiasakan sejak kecil tidak mungkin anak mempunyai rasa tanggung jawab. Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan :
1) Biasakan anak mengambil dan mengembalikan maiananya sendiri

2) Biaskan anak untuk melakukan tugas-tugas ringan sejak kecil

3) Bisakan anak untuk menjaga kebersihan

4) Bila nakal tegurlah

5) Bila melakukan kesalahan dengan orang lain biasakan untuk minta maaf

6) Biasakan untuk mengucapkan terima kasih bila ditolong atau diberi    
    sesuatu oleh orang lain.

Anak aktif cenderung memiliki lebih banyak energi. Anak aktif akan merasa sulit dan frustrasi jika ia harus duduk lama tanpa melakukan aktivitas apapun. Oleh karena itu, ia memerlukan suatu kegiatan beserta aturan permainan yang jelas. Sebab, apabila kegiatan yang ia lakukan tanpa ada rencana dan aturan terlebih dahulu. Maka, ia akan lepas kendali dan tanpa pikir panjang ia melakukan apa saja yang ia sukai. Dan, mungkin akan terjadi suatu masalah.
Ada beberapa upaya memotivasi anak aktif agar bersikap kooperatif. Yaitu, tempatkanlah dia paling depan atau mintalah ia untuk memimpin sesuatu. Buatlah rencana kerangka kegiatan beserta aturannya sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa membawanya ke suatu masalah (John Gray, Ph.D, 2004).
Hal lain yang perlu orangtua ketahui dari anak aktif adalah ia sangat perlu merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas seperti membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan kepadanya bahwa orangtua percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan baik. Pada umumnya, anak aktif jika diberi kepercayaan ia akan mampu melakukannya dengan baik dan bertanggung jawab. Sebab, anak aktif senang mendapatkan prestasi dan memecahkan rekornya sendiri.
Jika anak berhasil menjalankan suatu kegiatan dengan baik maka janganlah lupa orangtua memberikan pengakuan atas prestasi atau kesuksesannya tersebut. Namun, apabila ia berbuat salah maka maafkanlah ia. Sebab, anak aktif sangat membutuhkan maaf atas kesalahannya. Orangtua perlu memahami dan mempersiapkan ’mental’ bahwa anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan lebih banyak melakukan kesalahan. Anak aktif pada umumnya belajar tentang dirinya dari kesalahan.
Lebih baik memberi label anak aktif daripada anak nakal. Karena pemberian label anak nakal terdengar sangat negatif dan memojokan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar